Aksi Serentak! Pengemudi Ojek Online Bakal Nonaktifkan Aplikasi pada 20 Mei

Ribuan pengemudi ojek online dari berbagai platform seperti Grab, Gojek, dan Maxim berencana melakukan aksi serentak pada 20 Mei mendatang. Dalam aksi ini, mereka akan menonaktifkan aplikasi alias “off bid” sebagai bentuk protes terhadap kebijakan tarif yang mereka anggap merugikan.

Para pengemudi menyuarakan keluhan yang sama: pendapatan mereka terus menurun, sementara biaya operasional seperti bensin, perawatan motor, dan cicilan kendaraan semakin meningkat. Mereka menilai perusahaan aplikasi tidak memberikan keadilan dalam sistem bagi hasil dan kerap melakukan perubahan sepihak tanpa melibatkan mitra pengemudi.

Komunitas driver dari berbagai kota sudah mengoordinasikan aksi ini melalui media sosial dan grup pesan instan. Mereka mengajak sesama pengemudi untuk tidak mengambil order pada hari tersebut agar perusahaan dan pemerintah mendengar aspirasi mereka secara serius. Beberapa perwakilan komunitas juga mengaku sudah melayangkan surat terbuka kepada pihak perusahaan dan Kementerian Perhubungan.

Pengemudi berharap aksi ini bisa mendorong evaluasi terhadap sistem tarif dasar yang tidak lagi relevan dengan kondisi ekonomi saat ini. Mereka link alternatif medusa88 juga mendesak adanya regulasi yang lebih tegas dan adil dari pemerintah untuk melindungi hak-hak mitra ojol sebagai pekerja informal.

Meskipun aksi ini tidak bersifat anarkis, dampaknya kemungkinan besar akan terasa, terutama di kota-kota besar. Layanan transportasi dan pesan-antar makanan bisa mengalami keterlambatan atau bahkan berhenti sementara.

Pengemudi ingin menunjukkan bahwa mereka memiliki peran penting dalam sistem transportasi digital. Dengan mematikan aplikasi, mereka ingin mengirim pesan kuat: mereka lelah dibungkam dan menuntut keadilan yang nyata.

Peringatan Terhadap Modus Penipuan Baru dalam Pemesanan Makanan via Aplikasi Ojek Online

japanchildrenrights.org – Penipuan melalui aplikasi ojek online (ojol) semakin meresahkan dengan munculnya modus baru yang melibatkan kelebihan pesanan makanan. Sebuah insiden menegangkan terjadi di Depok, Jawa Barat, di mana seorang penjual pempek hampir menjadi korban penipuan dalam aplikasi ojol.

Melalui akun Twitter @Monisdoomed, pengguna tersebut membagikan pengalaman nyaris tertipu oleh modus penipuan di aplikasi ojol. Penipu memesan makanan dalam jumlah besar, kemudian mengklaim kelebihan pesanan setelah pengemudi mengambil pesanan, meminta pengembalian dana melalui rekening pribadi.

Kejadian ini membuat penjual pempek tersebut bingung, terutama saat penipu memaksa agar sebagian uang dikembalikan ke rekening pribadi mereka. Modus ini, yang juga melibatkan telepon atau pesan WhatsApp, menimbulkan kekhawatiran terhadap UMKM yang rentan menjadi sasaran penipuan serupa.

@Monisdoomed juga memberikan peringatan kepada UMKM lainnya untuk berhati-hati terhadap pesanan makanan yang mencurigakan, mengingat modus penipuan semacam ini dapat merugikan banyak pihak. Netizen lain berbagi pengalaman serupa dan mendorong penerapan jumlah transaksi maksimum guna mencegah modus penipuan serupa di masa mendatang.