Jerman Mengumumkan Model Wajib Militer Baru Responsif Terhadap Ketegangan dengan Rusia
japanchildrenrights.org – Dalam tanggapan terhadap meningkatnya kekhawatiran akan konflik dengan Rusia, Jerman akan memperkenalkan model wajib militer baru untuk warganya. Pengumuman ini disampaikan oleh Menteri Pertahanan Jerman, Boris Pistorius, pada Rabu (12/6).
Detail Skema Wajib Militer Baru:
- Model Baru: Tidak mengadopsi pendekatan wajib militer era Perang Dingin, fokus pemerintah kini adalah meningkatkan jumlah sukarelawan militer.
- Kuesioner untuk Pemuda: Pria berusia 18 tahun akan menerima kuesioner untuk menilai minat mereka terhadap wajib militer, termasuk pertanyaan tentang kualifikasi, minat pada olahraga, dan kesediaan menjadi sukarelawan.
- Kuesioner untuk Wanita: Wanita berusia 18 tahun juga akan menerima kuesioner serupa, meskipun tanpa kewajiban untuk mengikuti wajib militer, menghormati ketentuan konstitusi.
- Peningkatan Partisipasi Wanita: Pemerintah akan mengambil langkah strategis untuk meningkatkan jumlah wanita yang bersedia menjadi sukarelawan dalam militer.
Tujuan dan Harapan:
Dengan penerapan model baru ini, pemerintah Jerman berharap dapat melatih sekitar 5.000 sukarelawan tambahan pada tahun pertama, dengan idealnya jumlah tersebut meningkat tahun demi tahun.
Durasi dan Kompensasi:
Para sukarelawan akan menjalani enam bulan pelatihan dasar, dengan total masa wajib militer yang bisa mencapai 23 bulan. Mereka akan diberikan gaji bulanan sebesar 1.800 euro atau setara dengan sekitar Rp31,6 juta.
Kebijakan Personel Militer:
Sebagai bagian dari inisiatif jangka panjang, Kementerian Pertahanan Jerman bertujuan untuk meningkatkan jumlah personel militernya menjadi 203.000 pada tahun 2031, dari total saat ini sekitar 181.000.
Jerman menangguhkan wajib militer pada tahun 2011 dan beralih ke sistem tentara profesional. Pengenalan kembali model wajib militer ini merupakan langkah strategis dalam menghadapi dinamika keamanan regional yang berubah.